Sabtu, 15 November 2014

Day by day

Page 3


     Sebenarnya, aku tak habis pikir bahwa hal ini akan terjadi. Bahwa hari-hariku akan berubah..


 Miho


     Aku benar-benar tidak mengerti orang ini. Dia telah membuatku penasaran dan ia hanya mengatakan "yang harus kau lakukan adalah.. ikuti aku dulu". Gimana ndak gregetan jadinya. Dan begitulah, saat pulang sekolah aku mengikutinya terus sampai kami sampai di jalan dimana kami bertemu tadi pagi. Wait! Kenapa jalanan ini agak rame ya?
     "Mau kesana?", mendengar itu aku hanya menganggukan kepala.
.
.
.
.
.
     "Permisi pak, ada apa ya disini?" Igarashi senpai bertanya pada salah seorang pejalan kaki.
     "Saya kurang tahu nak, tapi ada yang bilang kalau ada truk yang menabrak seorang siswi tadi pagi."
     "Kalau boleh tahu, siswi itu dibawa kemana ya pak?"
     "Soal itu bapak juga tidak tahu."
     "Oh.. begitu. Terima kasih pak."
     "Kau dengar itu?"
     "Iya.. jangan-jangan korban itu adalah aku." Tubuhku mulai bergetar, aku sangat takut. Jika kecelakaan itu benar-benar terjadi padaku, bagaimana keadaan tubuhku? Keluargaku bagaimana??"
     "Semua akan baik-baik saja" seperti sebuah mantra, kalimat itu membuatku merasa tenang. Mungkin,senpai membaca pikiranku tadi.
     "Aku mau cari tubuhku dulu, boleh??" Tanyaku penuh harap.
     "Yah.. apa boleh buat. Tapi mau cari kemana, kita harus cepat-cepat."
     "Aku tau kok, orang tuaku pasti membawa tubuhku kesana."
    Aku langsung menuntun senpai ketempat itu. Rumah Sakit Togashi, rumah sakit terlengkap, termewah, dan terpopuler di distrik ini.
Biasanya sih orang yang pertama kali ke sini akan terkagum kagum, tapi tak berlaku untuk Igarashi senpai, orang yang berwajah flat ini..
      Setelah mencari namaku di daftar pasien di Receptionist desk, kami langsung menuju kamar pasien atau lebih tepatnya kamarku dirawat.
     "Jadi namamu Miho Suzuran?" Senpai memulai pembicaraan. Yah, setidaknya suasana jadi tidak sepi.
     "Iya" jawabku singkat, padat, dan jelas.
     "Kudengar kau ketua.." tiba-tiba senpai berhenti bicara saat ada suster melewati kami. Kenapa ya? Ah.. aku tau! Pasti senpai tak mau terlihat seperti orang aneh yang bicara dengan tembok di lorong rumah sakit. Itu sangat memalukan, malu nak! Malu!
     ".... pemandu sorak, benarkan?" Ia melanjutkan.
     "Iya, darimana senpai tau?"
     "Ketua sebelumnya kenapa?, dia belum lulus sekolah kan." Tanpa menghiraukan pertanyaanku,senpai malah buat pertanyaan lagi.
     "Kudengar Tamae-san sedang sakit parah, dan tidak bisa sekolah untuk sementara waktu. Jadi.. aku yang menggantikan posisinya"
     "Oh.. begitu"
Kenapa senpai ingin tahu ya ? Apa senpai naksir Tamae-san? Tamae Kazehana? Gadis yang dikenal sebagai putri berambut putih panjang, tinggi, dengan mata berwarna biru indah bagai berlian, baik hati dan tidak sombong. Siapa yang ndak naksir coba?!
      Kamar 101, nomer cantik bukan? Tapi nama yang tertera membuatku merinding.
    "Yakin mau masuk?"
    "Senpai.. aku.. Ah, forget it. Ayo masuk." Maunya sih aku tak mau masuk ke kamar di mana tubuhku terbujur kaku di tempat tidur.
.
.
.
.
.
     Sudah kuduga.. sudah kuduga aku tak sanggup melihat tubuhku sendiri. Tubuh yang penuh perban di kepala, tangan, dan kaki kayak mumi. Pasti lukaku sangat parah...
    "Ayo pergi.." kataku spontan.
    "Kau yakin mau pergi sekarang?"
    "Kalau aku diam disini terus, aku tak bisa kembali kan?" Kukeluarkan senyum terbaikku pada senpai. Senyum untuk menutupi air mataku..
.
.
.
.
.
     Senpai mengajakku melewati taman, menyusuri gang kecil dan menyebrangi KUBURAN. Yah.. daripada Mendaki gunung, melewati lembah. Kapan nyampenya coba!!!???
    "Sudah sampai.." suara senpai membuyarkan lamunanku.
     Oh yes!! Akhirnya sampai! Aku sudah lelah dengan seharian lari dan jalan jauh, aku kan wanita yang ingin dicinta!!
     Mataku terbelalak saat melihat tempat yang kami kunjungi. Sambil mengatur napas yang sudah berantakan, mataku tak bisa berhenti melihat rumah yang bentuknya seperti rumah penyihir ala cerita dongeng.
.
.
.
     Senpai mengajakku masuk kedalam rumah penyihir ini. Aku mau diapain nih?
    "Permisi? Lili? Ini Touya, aku masuk ya"
     Lili? nama yang manis, orangnya seperti apa ya? Mungkin cantik seperti namanya. Seperti menjawab pertanyaanku, tiba-tiba di belakang terasa aura yang tajam dan 2 tangan yang langsung menyentuhku.
    "Mencariku?" mendengar suara itu tubuhku jadi kaku. Aku mendengar suara wanita yang berat dan agak serak-serak basah.
    "Lili, kau darimana saja? jangan takut-takuti dia seperti itu, gadis ini akan jadi pelangganmu." senpai menjelaskan maksud kedatangan kami kepada orang yang bernama Lili ini.
     Masih dalam keadaan yang sama, aku perlahan-lahan melihat sosok yang sedari tadi memegang pundakku. Wanita cantik seperti dugaanku kah? WHA.. WHAT?! kata-kata inilah yang terbayang di benakku saat melihat nenek tua berambut putih ubanan dipusung dan membawa tongkat ini, semua hal yang kuduga dari tadi ternyata salah besar!!

    

Sabtu, 13 September 2014

Day by day

Page 2


      Aku bisa melihat dia, tapi temanku tidak. Aku bisa melihat itu bergerak, tapi temanku tidak. Aku bisa melihat hal itu mungkin terjadi, tapi temanku tidak. Aku bisa melihat itu semua tapi kenapa teman-temanku tidak bisa. Aneh...
                                                            

                                                                          Touya

      Sejak kecil aku memiliki kelebihan, itu yang dikatakan orang lain terhadapku. Kelebihan yang cukup menakutkan bagi mereka tidak bagi keluargaku. Waktu kecil aku pernah tersesat di hutan, aku terus mencari jalan keluar namun tak berhasil. Hari mulai gelap dan aku mulai menangis, saat itu aku melihat banyak orang melihatku.
     "Kasihan sekali dirimu, apa kau tersesat?" Kata salah satu orang yang tidak bisa kulihat wajahnya mungkin karena gelap.
     "Aku mau pulang!!!"
     "Kami akan mengantarmu pulang"
Tanpa pikir panjang aku langsung mengikuti mereka. Mereka menggenggam tanganku dengan erat.
Aku pun sampai di rumah dengan selamat, saat kuceritakan semua yang terjadi tadi, ayah hanya bisa tersenyum. Ia mulai menceritakan apa yang sebenarnya terjadi padaku. Sejak itulah aku mengetahui bahwa aku agak sedikit mungkin tidak normal.
.
.
.
.
.
Awal semesterku di kelas XII Shamish Gakuen, biasa seperti tahun tahun sebelumnya.
     "Aku pergi.."
     "Selamat jalan!"
Pagi hariku yang biasa ini, diawali dengan tergeletaknya sebuah kaki di tengah jalan. Seperti biasa , hanya aku yang bisa melihat itu. Orang-orang yang berlalu tak bisa melihat seonggok kaki itu, lebih baik aku juga melakukan hal yang sama.
Tidak jauh dari kaki yang tergeletak sekarang aku melihat tangan yang tergeletak. Seperti sebelumnya aku pura" tidak melihat itu. Aku berjalan terus dengan menutup mata dan cepat.
     "Aku muak melihat itu.."
~Bruk!!
   
     "Damn!! Apa yang kutabrak !" Batinku..
Ah.. bocah racing, kupikir aku menabrak beton.
     "Kau baik baik saja?" Aku  membantunya berdiri
     " Ya.. sepertinya aku baik. Ah!! aku minta maaf, gara-gara aku anda.." tanpa melihatku dia langsung membungkuk, apa"an anak ini. Dari seragam sekolah anak ini aku menyadari gadis ini sekolah di Shamish Gakuen, sekolah yang sama denganku.
     " Kau pantas minta maaf, lain kali jangan ketawa-ketawa di jalan seperti orang bodoh, mengganggu orang lain tau." ketusku.
     "Maafkan aku.."
Baiklah, dari pagi aku sudah dapat sial. Hari pertama yang menyebalkan.
Gadis ini pelan-pelan mulai melihatku dan tak tahu kenapa di kaget melihatku. Saat melihat wajahnya, aku melihat isi pikirannya.
     "Orang yang dikenal memiliki Six Sense, Paranormal, bisa melihat hal yang tak terlihat, dan sejenisnya. Ku akui orang ini memang misterius atau Berbahaya meskipun begitu dia cukup populer dikalangan anak perempuan. mungkin karena perawakannya yang Cool, dan Spicy. Walau begitu aku tak pernah melihat dia bersama orang lain, selalu sendiri" begitulah isi pikiran gadis racing ini.
     "Apa kau baru saja memikirkan tentang diriku?" Aku mengagetkan lamunannya.
     "Eh?! tidak, tidak kok Igarashi senpai. aku hanya melamun. ha.. haha"
     "Ya sudah" aku berlalu dan meninggalkannya, aku malas terlibat dengan gadis racing ini.
     "Heh? Senpai??!!"
.
.
.
.
.
.
Shamish Gakuen, aku hanya akan menjelaskan bahwa ini adalah sekolah dan tempat untuk belajar. Fin. #YDS  Aku tak usah menjelaskan lebih detail mengenai sekolah ini. Hal pertama yang aku lakukan adalah tidur dibawah pohon belakang sekolah sampai bel berbunyi.
.....zzzzz
.
.
.
.
.
~wushhhhh...
Plik!
Baik, aku baru tidur sebentar dan aku merasa ada hawa roh.
     "Aku mau ke kelas saja.."
Saat berjalan menyusuri koridor sekolah, aku merasa ada hawa dingin yang perlahan - lahan mulai mendekat.
.
.
.
.
.
~Bruk!!
 Sepertinya aku sial hari ini.
     "Baik, sekarang apa??!!
     "Aw!!!"
     "Kau?!? Yang tadi pagi kan??"
     "Ah! Igarashi senpai!?"
Gadis ini.. Kenapa wajahnya pucat? Tunggu dulu, aura gadis ini beda dari yang tadi pagi.
     "Kau.. kenapa ada disini??!!!"
     "Eh? Kenapa??"
     "Bodoh! Kenapa kau masih ada disini??"
     "Memang kenapa?? Aku tidak mengerti, tolong jelaskan padaku apa yang terjadi"
Sepertinya gadis ini tidak tahu apa yang terjadi.
     "Hah.. kau yakin ingin tahu?"
     "Aku mohon.. tolonglah.."
     "Baiklah.. dengarkan aku baik-baik. Kau itu sedang meninggalkan tubuhmu. Dengan kata lain... Mati"
Aku yakin saat ini dia pasti syok mendengar apa yang kukatakan. Bahunya itu mulai gemetar, rambut hitam sebahu miliknya tertiup angin, kepalanya menunduk mengartikan ia merenung. Kalau kulihat lihat dia seperti boneka. Benda mati yang dapat bergerak.
     "Aku? Mati? itu tidak mungkin!!"
     "Kalau tidak percaya, coba saja kau cek sendiri" Sudah kuduga kau tidak akan percaya.
     "Kalau begitu, aku akan melihatnya sendiri"
     "Terserah kau saja"
Aku tidak peduli apa yang akan ia lakukan, aku langsung meninggalkan gadis itu.
.
.
.
.
.
Karena tak ada guru hari ini, aku diam di perpus untuk tidur, tempat yang sepi dan dam...
     "Igarashi-senpai!!!"
     "Apalagi sekarang??" Batinku
Mataku tertuju pada pintu keluar perpus, dan aku lihat gadis itu, gadis setengah hantu itu. Sejujurnya aku malas meladeninya, tapi kalau aku diamkan nanti dia makin merepotkan.Lebih baik aku datangi dia.
     "Kau tidak tahu kalau di perpus tidak boleh teriak-teriak??!!" Aku benar-benar lelah dengan hal ini.
     "Tidak apa-apa kan, lagian tidak ada yang mendengarku"
     "Jadi kau sudah terbiasa dengan situasimu?" Apa dia menemukan sesuatu??
     "Senpai, ikutlah denganku sekarang, aku mohon!!"
     "Kalau aku tidak mau?"
     "Ahhh.. ayolah! Ayo! Kumohon!!"
Gadis ini  menarik narik bajuku tanpa ampun, dia pikir baju sekolah murah! Argh.. aku mulai kesal!
     "Cih! Iya iya aku mengerti, berhenti menarik bajuku nanti melar, gadis liar!" Dia cuma nyengir? Baik dia mulai gila.
Dia mengajakku ke atap sekolah dan aku jadi benar-benar malas.
.
.
.
.
.
     "Nah, bicarahlah apa maumu!!"
     "Oh.. senpai yang agung, hambamu ini ingin mengajukan permintaan. Karena hanya anda yang dapat melihat saya, jadi saya ingin mengetahui mengenai kematian saya yang misterius ini"
     "Hah.. sepertinya aku harus menjelaskan kepadamu "
     "Kau ini belum mati sepenuhnya"
     "Eh??!!!"
     "Buktinya kau masih bisa mengendalikan pikiranmu, kalau sudah mati sepenuhnya maka kau ini akan jadi arwah gentayangan"
     "Be.. benar juga sih"
     "Mungkin saat ini kau sedang koma atau mati suri atau tidur panjang" aku harap dia mengerti penjelasanku.
     "Kalau begitu apa yang harus kulakukan??"
     "Kau mau tau??"
     "Tentu saja"
     "Kalau begitu yang harus kau lakukan adalah..."    

Selasa, 05 Agustus 2014

Day by day

Page 1


      Hari itu adalah hari yang sangat cerah di awal semester baru, hari dimana semua siswa kembali ke sekolah dengan berbagai macam perasaan. Senang, sedih, marah, takut, berdebar-debar semua perasaan mereka akan tersampaikan di musim ini. Semua makhluk menyukai musim ini.. ya. SEMUA MAKHLUK

Miho

     Selamat pagi semuanya! aku Miho Suzuran, hari ini adalah awal semesterku di kelas XI. Akan kujadikan tahun ini tahun yang menyenangkan.

~Ayo! Ayo! Ayo Bangun! ~Ayo! Ayo! Ayo Bangun!

     "Hmm.. suaranya berisik sekali!! Iya, aku bangun alarm sialan!".
Sepertinya pagi hariku sangat tidak cantik, padahal sudah kuberitahu ibu untuk tidak membeli jam alarm yang  cara banguninnya seperti ini. Apaboleh buat, aku memang susah bangun..

     "Aku berangkat Ibu!!"
     "Hati-hati Miho!
Dengan memakai roller blade, aku berangkat ke sekolah dengan cepat berharap agar aku dapat duduk dibangku pilihanku nanti. Selama perjalan banyak murid-murid baru yang memakai seragam sekolahku, pohon-pohon Sakura yang berbunga, dan orang-orang yang sibuk dengan pekerjaan mereka. Dengan lincah aku melewati mereka dan..

Bruuk!!
     "Aw! apa yang kutabrak tadi?" aku mengelus elus dahiku yang sepertinya menabrak batu.
     "Kau baik baik saja?" Orang itu membantuku berdiri
     " Ya.. sepertinya aku baik. Ah!! aku minta maaf, gara-gara aku anda.." tanpa melihat orang itu aku langsung membungkuk 90 derajat.
     " Kau pantas minta maaf, lain kali jangan ketawa-ketawa di jalan seperti orang bodoh, mengganggu orang lain tau." 
     "Maafkan aku.." dari kata-katanya, orang ini sepertinya menyebalkan. Aku yang mulai melihat orang itu kaget. "Dia seniorku!!??" batinku saat melihat seragamnya dari sekolahku Shamish, dengan dasi laki-laki bergaris tiga. Dan aku sangat kenal orang ini, orang yang dikenal memiliki Six Sense, Paranormal, bisa melihat hal yang tak terlihat, dan sejenisnya. Ku akui orang ini memang misterius atau Berbahaya meskipun begitu dia cukup populer dikalangan anak perempuan. mungkin karena perawakannya yang Cool, dan Spicy. Walau begitu aku tak pernah melihat dia bersama orang lain, selalu sendiri. 
     "Apa kau baru saja memikirkan tentang diriku?" pertanyaan itu membuatku terbangun dari lamunanku.
     "Eh?! tidak, tidak kok Igarashi senpai. aku hanya melamun. ha.. haha" aku berusaha melucu, tapi gagal..
     "Ya sudah"
     "Heh? Senpai??!!"
Tanpa melihatku lagi, senpai terus melanjutkan langkah kakinya seperti tidak mendengarku lagi. Aku hanya bisa melihat bahunya yang mulai menjauh dan aku pun tersadar..
     "HUWEEE!!! aku terlambat! Gawat!!"
Aku pun mulai mengambil langkah seribu dengan roller bladeku, aku yakin bisa sampai tepat waktu. Sampai di dekat tempat penyebrangan aku mulai tancap NOS agar lampu pejalan kaki tidak menjadi merah dulu.
     "Sedikit lagi dan... Yes! Lampunya masih hijau!!" Wow, aku berhasil.

~Tiiiin!! Tin! Tin!
     "Ahhhh!!!!"
- bruk!!!
.
.
.
.
.
.
Rasanya aku baru saja ditabrak sesuatu.. Mataku rasanya berat, tak bisa terbuka.. Aku berusaha membuka mataku.. Aku mulai takut, apa yang terjadi. Sedikit demi sedikit aku mulai bisa membuka mataku..
.
.
.
     "Aw..aw.. sialnya aku hari ini sudah menabrak 2kali"
Tanpa memperhatikan sekelilingku dan tubuhku, aku mulai tancap gas lagi ke sekolah karna aku sangat terlambat tanpa mengetahui apa yang terjadi tadi..
.
.
.
.
.
Shamish Gakuen
Tak ada yang istimewa dari sekolah ini, hanya prestasi yang didapatkan sekolah  terlalu banyak.
Aku yang mulai kekurangan cairan akhirnya sampai di gerbang sekolah tepat waktu! Fantastic! Aku mulai berjalan menuju kelas baruku.
     "Ohayou Rima-chan Naru-chan!!"
Aku menyapa teman-temanku dengan ceria. Mereka yang sedang ngobrol sepertinya tidak mendengarku.
     "Oi!! Rima-chan!! Naru-chan!!Oi!!" Aku terus mengganggu mereka, tapi tak digubris. Aku mulai kesal, kalau ini bercanda ini tidak lucu. Kudekatkan bibirku dengan telinga Naru-chan.
     "Naru!!! Chan!!! Kau mendengarku??!!"
Aku teriak sekuat mungkin, tapi sia-sia. Naru-chan sama sekali tidak mendengarku.
     "Ada apa ini?" Batinku
Ada satu hal lagi yang baru kusadari, entah mengapa tidak ada satupun orang yang sepertinya melihat atau menyapaku. Apa ini lelucon yang dibuat orang untuk menyudutku?
     "Aku harus melakukan sesuatu"
Aku berlari ke ruang guru dan masih tidak ada orang yang menyadari keberadaanku.

~Bruk!
     "Aw!! Lagi??sekarang apa??"
     "Kau?? Yang tadi pagi kan??"
     "Ah! Igarashi senpai!?"
Di saat seperti ini kenapa orang ini yang kutemukan. Tunggu dulu, tadi senpai bicara padaku, dia menyadariku! Syukurlah.. Tapi ada raut wajah kaget pada dirinya.
     "Kau.. kenapa ada disini??!!!"
     "Eh? Kenapa??"
     "Bodoh! Kenapa kau masih ada disini??"
     "Memang kenapa?? Aku tidak mengerti, tolong jelaskan padaku apa yang terjadi"
     "Hah.. kau yakin ingin tahu?"
     "Aku mohon.. tolonglah.."
     "Baiklah.. dengarkan aku baik-baik. Kau itu sedang meninggalkan tubuhmu. Dengan kata lain Mati.."
Mendengar hal itu tubuhku langsung bergetar, aku tak tahu harus bicara apa. Pikiranku kosong, yang kupikirkan hanya hal ini tidak mungkin!.
     "Aku? Mati? itu tidak mungkin!!"
     "Kalau tidak percaya, coba saja kau cek sendiri"
     "Kalau begitu, aku akan melihatnya sendiri"
     "Terserah kau saja.."
Setelah mengatakan itu Igarashi-senpai pergi tanpa menoleh kepadaku. Yah.. gak penting sih. Sekarang yang harus kulakukan adalah mencari bukti. Aku berlari dan menanyai teman-teman dan guruku tapi tetap saja mereka tak mendengarku. Jangan-jangan yang dia katakan memang benar. Baik, aku mulai gelisah dan menyerah. Kalau memang aku sudah mati, kapan? Dimana? Kenapa aku tidak tahu?? Kalau hanya senpai saja yang bisa melihat dan mendengarku. Berarti memang benar.. kalau aku..
Air mataku mulai mengalir membasahi pipiku. Aku masih belum mau meninggalkan dunia ini.
     "aku harus bertemu Igarashi-senpai" batinku
Aku pun mulai berlari mencarinya. Ah!! Aku sudah berlari seharian ini, aku capek!!
Tidak menunggu waktu lama, aku menemukan senpai di perpustakaan.
     "Igarashi-senpai!!!"
Hoo.. dia melihat ke arahku dan mendatangiku.
     "Kau tidak tahu kalau di perpus tidak boleh teriak-teriak??!!" Bentaknya
     "Tidak apa-apa kan, lagian tidak ada yang mendengarku"
     "Jadi kau sudah terbiasa dengan situasimu?"
     "Senpai, ikutlah denganku sekarang, aku mohon!!"
     "Kalau aku tidak mau?"
     "Ahhh.. ayolah! Ayo! Kumohon!!" Aku menarik narik baju senpai tanpa ampun.
     "Cih! Iya iya aku mengerti, berhenti menarik bajuku nanti melar, gadis liar!"
Aku hanya bisa nyengir dan mengajak senpai ke atas atap sekolah.
.
.
.
.
.
     "Nah, bicarahlah apa maumu!!"
     "Oh.. senpai yang agung, hambamu ini ingin mengajukan permintaan. Karena hanya anda yang dapat melihat saya, jadi saya ingin mengetahui mengenai kematian saya yang misterius ini"
Aku menunduk, menyanjung, serta memperlihatkan wajah memelas bagai anjing basah yang kehilangan ibunya di malam yang sangat dingin.
     "Hah.. sepertinya aku harus menjelaskan kepadamu " dia menggaruk garukan kepala seperti ada kutu di rambutnya.
     "Kau ini belum mati sepenuhnya"
     "Eh??!!!"
     "Buktinya kau masih bisa mengendalikan pikiranmu, kalau sudah mati sepenuhnya maka kau ini akan jadi arwah gentayangan"
     "Be.. benar juga sih"
     "Mungkin saat ini kau sedang koma atau mati suri atau tidur panjang"
     "Kalau begitu apa yang harus kulakukan??"
     "Kau mau tau??"
     "Tentu saja"
     "Kalau begitu yang harus kau lakukan adalah..."

    







Sabtu, 26 April 2014

Lovely Maiden

Chapitre 1

Langit yang cerah, angin sepoi-sepoi, serta gugurnya bunga Sakura menghiasi pagi yang indah itu. Sebuah rumah sakit pun sudah terlihat sibuk sejak pagi. Seorang suster berambut pendek sebahu, terlihat sedang membawa 1 set sarapan ke seorang pasien dengan perlahan lahan. Ia terlihat berhenti di sebuah kamar dengan nomer 202. Ia pun mengetuk pintunya sambil mengucapkan salam.

    "Selamat pagi, saya mengantarkan sarapan anda" kata suster itu sambil menggeser pintu kamar.

Di dalam kamar tersebut erlihat 2 orang yang sepertinya sedang berkemas.

    "Selamat pagi suster" sapa anak laki-laki yang duduk di kursi roda sambil melipat baju.
    "Wah.. suster, kebetulan sekali!! Aku dan Seishirou sudah lapar" sahut anak perempuan yang satunya.
    "Maaf nona Kiryuin, ini hanya untuk pasien"
    "Yah, padahal aku sudah menunggu saat-saat seperti ini T_T"
    "Maaf ya Kuroka, seharusnya aku sudah memberitahukan suster bahwa kau akan datang" kata anak laki-      laki yang bernama Seishirou itu.
    "Ti Tidak apa apa kok!, aku tidak apa apa" kata Kuroka dengan gagap.

Suster pun meletakkan makanan dan langsung meninggalkan kamar itu.
 
    "Terima kasih ya  sampai-sampai kau mau menggantikanku bekerja, sepertinya aku menyusahkanmu"
    "Aduh, sudah berapa kali aku bilang sih? Kalau demi Seishirou apapun akan aku lakukan"
    "Syukurlah.. aku memiliki Kuroka disampingku" kata Seishiro dengan tersenyum. Kuroka yang melihat   Seishirou seperti itu mulai berwajah merah.
    "Eh ah, sudah jam segini. Lebih baik aku bergegas pergi. Kediaman Cloudien kan?. Aku akan berusaha. Sampai jumpa Seishiro. Aku akan sering menjenguk" kata Kuroka dengan cepat dan wajah merah padam.
     "Tunggu Kuroka!" Panggil Seishirou sambil menarik rambut Kuroka.

Seishiro pun memeluk Kuroka dan berbisik..
     "Hati-hati dan jaga dirimu.."

Kuroka yang masih dipeluk itu hanya bisa mengangguk cepat dan dengan cepat ia melepas pelukannya. Ia menggeser pintu kamar dan menoleh ke arah Seishiro.

      "Seishiro aku..  pasti akan berjuang keras!" Kata Kuroka, kemudian pergi.

Mendengar langkah kaki Kuroka yang menjauh. Seishirou melihat keluar jendela dan berbisik..

      "Kalau Kuroka pasti bisa. Aku percaya kalau dia bisa"

Kuroka yang pergi dengan semangat. Ia tidak tahu orang yang akan ditemuinya lebih berbahaya daripada tindakan Seishirou sebelumnya.

      "Ini... rumahnya? Tapi.. ini lebih mirip MANSION!!!"

Dengan mata melotot hampir keluar, Kuroka menatap rumah atau mansion itu dengan kagum. Dengan penasaran, Kuroka mulai mendekati pintu yang berukuran besar itu. Dengan interior, pondasi, serta bangunan yang memiliki gaya Eropa pada jaman Ratu Victoria. Mansion ini seperti menyatu dengan hutan disekelilingnya yang malamnya berkabut, serta hewan-hewan yang tinggal disini.
Dengan hati-hati, Kuroka mengetuk pintu, kemudian menekan tombol bel yang sedari tadi sudah berdampingan dengan pintunya. Namun, karena pintu itu tidak dibuka-buka, Kuroka pun masuk dengan pelan-pelan.

     "Anu.. ada orang? Saya datang kemari karena diminta!!" Teriak Kuroka.

~Plop! Plop!~ bunyi petasan dari belakang Kuroka.

     "Selamat datang! Selamat datang! Selamat datang Kuroka Kiryuin!" Kata pelayan-pelayan bersamaan
     "Eh? Eh? Ada apa ini???"
     "Ini adalah tanda kehormatan kami untuk Kiryuin-san!" Kata salah satu pelayan.
     "Ah..anu.. saya tidak merasa melakukan apapun" kata Kuroka.
     "Oh..itu karena Kiryuin-san akan menjadi salah satu dari kami" kata seseorang yang berpakaian seperti Butler itu.
     "Benar-benar, Kiryuin-san harus membayar dulu biaya masuk" kata salahsatu maid.
     "Bayar? Hah? Saya baru tahu akan hal itu. Lagipula tak ada yang bilang tentangmembayar!" Kata Kuroka tegas
     "Oh.. kau tidak bisa bayar, begitu?? Berarti, kau harus membayar dengan tubuhmu itu" kata sang Butler sambil menarik tangan Kuroka.
     "Hah?? Badan??!! Apa maksudmu??!!"

Kuroka pun ditarik ke dalam kamar oleh sang Butler.
    

Lirik Lagu


Song by: Megpoid Gumi


                            Rubik



Original / Romaji Lyrics

a, nanka zureteru
tama ni sonna koto ki ni natte atama mawasu
kimi no me to mimi ga dokka icchatta kara
sagashi ni ikanakucha
mawasu
doko da  koko ka  chigau
acchi kocchi irekawaru
sakki made atta jibun no katame ga nai
don don kowarete yuku rippoutai no PAZURU ga
zenzen tokenai  modosenai
koushite  koushite  kou yatte  tsukamaete
are  nanika nai  mendoukusai na
kuru kuru kukku kuru mawasu
wake ga wake ga wakaranai yo
kimi no kao ga gucha gucha gucha ni naru
bara bara babba bara bara ni shichaou ka
mou moto ni wa modoranai  nidoto
a, mata zureteru
kokoro koko ni arazu
atama mawashi sugite  kimi no ashimoto e
jibun no karada o  miushinatta
kuru kuru kukku kuru mawasu
e awase  iro awase
kimi no kokoro gucha gucha gucha ni naru
bara bara babba bara bara ni kowashitara
mou ichido kuminaoseru kamo ne
mawasu
doko da  koko ka  chigau
acchi kocchi irekawaru
sakki made atta jibun no katame ga nai
don don kowarete yuku rippoutai no PAZURU ga
zenzen tokenai  modosenai
koushite  koushite  kou yatte  tsukamaeta
are, nanika nai  mendoukusai na
kuru kuru kukku kuru mawasu
iro iro  iro mazeru
kikeiji mita mou shiranai hito
itsunandoki itsumademo soroi wa shinai kara
tatta hitotsu no zure kara bara bara
kuru kuru kukku kuru mawasu
wake ga wake ga wakaranai yo
kimi no kao ga gucha gucha gucha ni naru
bara bara babba bara bara ni shichaou ka
mou moto ni wa modoranai  nidoto
kuru kuru kukku kuru mawasu
e awase  iro awase
kimi no kokoro gucha gucha gucha ni naru
bara bara babba bara bara ni kowashite mo
mou moto ni wa modoranai  nidoto



English Translation

Ah, something's not in place
Every now and then, I'd worry about that and turn my head around
Your eyes and ears have gone off somewhere
So I've got to go to find them
Turn around
Where are they?  Are they here?  No, they aren't
I try to change their places here and there
One of my eyes was still here just a while ago, but now it's gone
I just can't solve the puzzle
Of this rapidly crumbling cube  and I can't turn it back, either
Like this  like this  like that  I've caught them
Wait  something's missing  what a bother
Turning round and round and round and round
I don't understand, I don't understand
Your face is getting messed up and messed up and messed up
Shall I break and break and break and break and break you apart?
So that you can't put it back together  ever again
Ah, something's not in place again
My heart is not in this
I turned my head around so much  that I'm now under your feet
I even lost sight  of my own body
Turning round and round and round and round
Matching the pictures  matching the colors
Your heart is getting messed up and messed up and messed up
If I was to break and break and break and break and break you apart
I might be able to patch you up all over again
Turn around
Where are they?  Are they here?  No, they aren't
I try to change their places here and there
My other eye was still here just a while ago, but now it's gone
I just can't solve the puzzle
Of this rapidly crumbling cube  and I can't turn it back, either
Like this  like this  like that  I've caught them
Wait  something's missing  what a bother
Turning round and round and round and round
Mixing and blending  all kinds of colorful colors
Now you're like a deformed being unknown to me
Because these pieces won't line up
Everything broke down from a single wrong piece
Turning round and round and round and round
I don't understand, I don't understand
Your face is getting messed up and messed up and messed up
Shall I break and break and break and break and break you apart?
So that you can't put it back together  ever again
Turning round and round and round and round
Matching the pictures  matching the colors
Your heart is getting messed up and messed up and messed up
Even if I was to break and break and break and break and break you apart
I can't put you back together  ever again

Sabtu, 09 Maret 2013

Supaya Tahu

Mengapa bisa mendengkur saat tidur?
-       Biar kalian tahu ya. Saat tidur atau tidak sadar, langit-langit lunak di bagian belakang dalam mulut turun ke bawah, sehingga anak tekak juga ikut turun. Bila bernapas sambil tidur dengan mulut terbuka, anginnya terisap banyak melalui kerongkongan yang sempit, sehingga terjadi tabrakan dengan langit-langit lunak dan anak tekak serta menimbulkan bunyi dengkuran.

Senin, 25 Februari 2013

Supaya Tahu



Manfaat mentimun.
-          Udah pernah memijat wajah dengan mentimun? Yang harus dilakukan cuma potong mentimunnya, terus pijat di bagian wajah. Ini bisa membuat wajah kita menjadi lembab dan bersih. Mentimun mengandung air lebih dari 95%, dan vitamin, zat anorganik, serat, serta gula.Saat makan mentimun, komponen kalium yang terkandung di dalamnya akan membuang asam natrium dari tubuh kita sehingga usus menjadi bersih. Dengan memijat kulit dengan mentimun, mentimun akan memberikan air yang cukup pada kulit sehingga kulit menjadi lembab, dan 10mg vitamin C yang dikandung dalam 1 buah mentimun membuat kulit menjadi kencang.

             


Penyebab memar
-          Memar tejadi karena perdarahan di bawah lapisan kulit. Jika mengalami memar, perdarahan beku terjadi di pembuluh kapiler dan di sekitar pembuluh balik yang terletakdi kulit atau jaringan hipordemik. Bila mata memar, gosoklah bagian tersebut dengan telur karena bisa meningkatkan peredaran darah dan menghilangkan darah yang beku. Telur sering digunakan karena ukurannya pas untuk digenggam.