Selasa, 05 Agustus 2014

Day by day

Page 1


      Hari itu adalah hari yang sangat cerah di awal semester baru, hari dimana semua siswa kembali ke sekolah dengan berbagai macam perasaan. Senang, sedih, marah, takut, berdebar-debar semua perasaan mereka akan tersampaikan di musim ini. Semua makhluk menyukai musim ini.. ya. SEMUA MAKHLUK

Miho

     Selamat pagi semuanya! aku Miho Suzuran, hari ini adalah awal semesterku di kelas XI. Akan kujadikan tahun ini tahun yang menyenangkan.

~Ayo! Ayo! Ayo Bangun! ~Ayo! Ayo! Ayo Bangun!

     "Hmm.. suaranya berisik sekali!! Iya, aku bangun alarm sialan!".
Sepertinya pagi hariku sangat tidak cantik, padahal sudah kuberitahu ibu untuk tidak membeli jam alarm yang  cara banguninnya seperti ini. Apaboleh buat, aku memang susah bangun..

     "Aku berangkat Ibu!!"
     "Hati-hati Miho!
Dengan memakai roller blade, aku berangkat ke sekolah dengan cepat berharap agar aku dapat duduk dibangku pilihanku nanti. Selama perjalan banyak murid-murid baru yang memakai seragam sekolahku, pohon-pohon Sakura yang berbunga, dan orang-orang yang sibuk dengan pekerjaan mereka. Dengan lincah aku melewati mereka dan..

Bruuk!!
     "Aw! apa yang kutabrak tadi?" aku mengelus elus dahiku yang sepertinya menabrak batu.
     "Kau baik baik saja?" Orang itu membantuku berdiri
     " Ya.. sepertinya aku baik. Ah!! aku minta maaf, gara-gara aku anda.." tanpa melihat orang itu aku langsung membungkuk 90 derajat.
     " Kau pantas minta maaf, lain kali jangan ketawa-ketawa di jalan seperti orang bodoh, mengganggu orang lain tau." 
     "Maafkan aku.." dari kata-katanya, orang ini sepertinya menyebalkan. Aku yang mulai melihat orang itu kaget. "Dia seniorku!!??" batinku saat melihat seragamnya dari sekolahku Shamish, dengan dasi laki-laki bergaris tiga. Dan aku sangat kenal orang ini, orang yang dikenal memiliki Six Sense, Paranormal, bisa melihat hal yang tak terlihat, dan sejenisnya. Ku akui orang ini memang misterius atau Berbahaya meskipun begitu dia cukup populer dikalangan anak perempuan. mungkin karena perawakannya yang Cool, dan Spicy. Walau begitu aku tak pernah melihat dia bersama orang lain, selalu sendiri. 
     "Apa kau baru saja memikirkan tentang diriku?" pertanyaan itu membuatku terbangun dari lamunanku.
     "Eh?! tidak, tidak kok Igarashi senpai. aku hanya melamun. ha.. haha" aku berusaha melucu, tapi gagal..
     "Ya sudah"
     "Heh? Senpai??!!"
Tanpa melihatku lagi, senpai terus melanjutkan langkah kakinya seperti tidak mendengarku lagi. Aku hanya bisa melihat bahunya yang mulai menjauh dan aku pun tersadar..
     "HUWEEE!!! aku terlambat! Gawat!!"
Aku pun mulai mengambil langkah seribu dengan roller bladeku, aku yakin bisa sampai tepat waktu. Sampai di dekat tempat penyebrangan aku mulai tancap NOS agar lampu pejalan kaki tidak menjadi merah dulu.
     "Sedikit lagi dan... Yes! Lampunya masih hijau!!" Wow, aku berhasil.

~Tiiiin!! Tin! Tin!
     "Ahhhh!!!!"
- bruk!!!
.
.
.
.
.
.
Rasanya aku baru saja ditabrak sesuatu.. Mataku rasanya berat, tak bisa terbuka.. Aku berusaha membuka mataku.. Aku mulai takut, apa yang terjadi. Sedikit demi sedikit aku mulai bisa membuka mataku..
.
.
.
     "Aw..aw.. sialnya aku hari ini sudah menabrak 2kali"
Tanpa memperhatikan sekelilingku dan tubuhku, aku mulai tancap gas lagi ke sekolah karna aku sangat terlambat tanpa mengetahui apa yang terjadi tadi..
.
.
.
.
.
Shamish Gakuen
Tak ada yang istimewa dari sekolah ini, hanya prestasi yang didapatkan sekolah  terlalu banyak.
Aku yang mulai kekurangan cairan akhirnya sampai di gerbang sekolah tepat waktu! Fantastic! Aku mulai berjalan menuju kelas baruku.
     "Ohayou Rima-chan Naru-chan!!"
Aku menyapa teman-temanku dengan ceria. Mereka yang sedang ngobrol sepertinya tidak mendengarku.
     "Oi!! Rima-chan!! Naru-chan!!Oi!!" Aku terus mengganggu mereka, tapi tak digubris. Aku mulai kesal, kalau ini bercanda ini tidak lucu. Kudekatkan bibirku dengan telinga Naru-chan.
     "Naru!!! Chan!!! Kau mendengarku??!!"
Aku teriak sekuat mungkin, tapi sia-sia. Naru-chan sama sekali tidak mendengarku.
     "Ada apa ini?" Batinku
Ada satu hal lagi yang baru kusadari, entah mengapa tidak ada satupun orang yang sepertinya melihat atau menyapaku. Apa ini lelucon yang dibuat orang untuk menyudutku?
     "Aku harus melakukan sesuatu"
Aku berlari ke ruang guru dan masih tidak ada orang yang menyadari keberadaanku.

~Bruk!
     "Aw!! Lagi??sekarang apa??"
     "Kau?? Yang tadi pagi kan??"
     "Ah! Igarashi senpai!?"
Di saat seperti ini kenapa orang ini yang kutemukan. Tunggu dulu, tadi senpai bicara padaku, dia menyadariku! Syukurlah.. Tapi ada raut wajah kaget pada dirinya.
     "Kau.. kenapa ada disini??!!!"
     "Eh? Kenapa??"
     "Bodoh! Kenapa kau masih ada disini??"
     "Memang kenapa?? Aku tidak mengerti, tolong jelaskan padaku apa yang terjadi"
     "Hah.. kau yakin ingin tahu?"
     "Aku mohon.. tolonglah.."
     "Baiklah.. dengarkan aku baik-baik. Kau itu sedang meninggalkan tubuhmu. Dengan kata lain Mati.."
Mendengar hal itu tubuhku langsung bergetar, aku tak tahu harus bicara apa. Pikiranku kosong, yang kupikirkan hanya hal ini tidak mungkin!.
     "Aku? Mati? itu tidak mungkin!!"
     "Kalau tidak percaya, coba saja kau cek sendiri"
     "Kalau begitu, aku akan melihatnya sendiri"
     "Terserah kau saja.."
Setelah mengatakan itu Igarashi-senpai pergi tanpa menoleh kepadaku. Yah.. gak penting sih. Sekarang yang harus kulakukan adalah mencari bukti. Aku berlari dan menanyai teman-teman dan guruku tapi tetap saja mereka tak mendengarku. Jangan-jangan yang dia katakan memang benar. Baik, aku mulai gelisah dan menyerah. Kalau memang aku sudah mati, kapan? Dimana? Kenapa aku tidak tahu?? Kalau hanya senpai saja yang bisa melihat dan mendengarku. Berarti memang benar.. kalau aku..
Air mataku mulai mengalir membasahi pipiku. Aku masih belum mau meninggalkan dunia ini.
     "aku harus bertemu Igarashi-senpai" batinku
Aku pun mulai berlari mencarinya. Ah!! Aku sudah berlari seharian ini, aku capek!!
Tidak menunggu waktu lama, aku menemukan senpai di perpustakaan.
     "Igarashi-senpai!!!"
Hoo.. dia melihat ke arahku dan mendatangiku.
     "Kau tidak tahu kalau di perpus tidak boleh teriak-teriak??!!" Bentaknya
     "Tidak apa-apa kan, lagian tidak ada yang mendengarku"
     "Jadi kau sudah terbiasa dengan situasimu?"
     "Senpai, ikutlah denganku sekarang, aku mohon!!"
     "Kalau aku tidak mau?"
     "Ahhh.. ayolah! Ayo! Kumohon!!" Aku menarik narik baju senpai tanpa ampun.
     "Cih! Iya iya aku mengerti, berhenti menarik bajuku nanti melar, gadis liar!"
Aku hanya bisa nyengir dan mengajak senpai ke atas atap sekolah.
.
.
.
.
.
     "Nah, bicarahlah apa maumu!!"
     "Oh.. senpai yang agung, hambamu ini ingin mengajukan permintaan. Karena hanya anda yang dapat melihat saya, jadi saya ingin mengetahui mengenai kematian saya yang misterius ini"
Aku menunduk, menyanjung, serta memperlihatkan wajah memelas bagai anjing basah yang kehilangan ibunya di malam yang sangat dingin.
     "Hah.. sepertinya aku harus menjelaskan kepadamu " dia menggaruk garukan kepala seperti ada kutu di rambutnya.
     "Kau ini belum mati sepenuhnya"
     "Eh??!!!"
     "Buktinya kau masih bisa mengendalikan pikiranmu, kalau sudah mati sepenuhnya maka kau ini akan jadi arwah gentayangan"
     "Be.. benar juga sih"
     "Mungkin saat ini kau sedang koma atau mati suri atau tidur panjang"
     "Kalau begitu apa yang harus kulakukan??"
     "Kau mau tau??"
     "Tentu saja"
     "Kalau begitu yang harus kau lakukan adalah..."