Sabtu, 13 September 2014

Day by day

Page 2


      Aku bisa melihat dia, tapi temanku tidak. Aku bisa melihat itu bergerak, tapi temanku tidak. Aku bisa melihat hal itu mungkin terjadi, tapi temanku tidak. Aku bisa melihat itu semua tapi kenapa teman-temanku tidak bisa. Aneh...
                                                            

                                                                          Touya

      Sejak kecil aku memiliki kelebihan, itu yang dikatakan orang lain terhadapku. Kelebihan yang cukup menakutkan bagi mereka tidak bagi keluargaku. Waktu kecil aku pernah tersesat di hutan, aku terus mencari jalan keluar namun tak berhasil. Hari mulai gelap dan aku mulai menangis, saat itu aku melihat banyak orang melihatku.
     "Kasihan sekali dirimu, apa kau tersesat?" Kata salah satu orang yang tidak bisa kulihat wajahnya mungkin karena gelap.
     "Aku mau pulang!!!"
     "Kami akan mengantarmu pulang"
Tanpa pikir panjang aku langsung mengikuti mereka. Mereka menggenggam tanganku dengan erat.
Aku pun sampai di rumah dengan selamat, saat kuceritakan semua yang terjadi tadi, ayah hanya bisa tersenyum. Ia mulai menceritakan apa yang sebenarnya terjadi padaku. Sejak itulah aku mengetahui bahwa aku agak sedikit mungkin tidak normal.
.
.
.
.
.
Awal semesterku di kelas XII Shamish Gakuen, biasa seperti tahun tahun sebelumnya.
     "Aku pergi.."
     "Selamat jalan!"
Pagi hariku yang biasa ini, diawali dengan tergeletaknya sebuah kaki di tengah jalan. Seperti biasa , hanya aku yang bisa melihat itu. Orang-orang yang berlalu tak bisa melihat seonggok kaki itu, lebih baik aku juga melakukan hal yang sama.
Tidak jauh dari kaki yang tergeletak sekarang aku melihat tangan yang tergeletak. Seperti sebelumnya aku pura" tidak melihat itu. Aku berjalan terus dengan menutup mata dan cepat.
     "Aku muak melihat itu.."
~Bruk!!
   
     "Damn!! Apa yang kutabrak !" Batinku..
Ah.. bocah racing, kupikir aku menabrak beton.
     "Kau baik baik saja?" Aku  membantunya berdiri
     " Ya.. sepertinya aku baik. Ah!! aku minta maaf, gara-gara aku anda.." tanpa melihatku dia langsung membungkuk, apa"an anak ini. Dari seragam sekolah anak ini aku menyadari gadis ini sekolah di Shamish Gakuen, sekolah yang sama denganku.
     " Kau pantas minta maaf, lain kali jangan ketawa-ketawa di jalan seperti orang bodoh, mengganggu orang lain tau." ketusku.
     "Maafkan aku.."
Baiklah, dari pagi aku sudah dapat sial. Hari pertama yang menyebalkan.
Gadis ini pelan-pelan mulai melihatku dan tak tahu kenapa di kaget melihatku. Saat melihat wajahnya, aku melihat isi pikirannya.
     "Orang yang dikenal memiliki Six Sense, Paranormal, bisa melihat hal yang tak terlihat, dan sejenisnya. Ku akui orang ini memang misterius atau Berbahaya meskipun begitu dia cukup populer dikalangan anak perempuan. mungkin karena perawakannya yang Cool, dan Spicy. Walau begitu aku tak pernah melihat dia bersama orang lain, selalu sendiri" begitulah isi pikiran gadis racing ini.
     "Apa kau baru saja memikirkan tentang diriku?" Aku mengagetkan lamunannya.
     "Eh?! tidak, tidak kok Igarashi senpai. aku hanya melamun. ha.. haha"
     "Ya sudah" aku berlalu dan meninggalkannya, aku malas terlibat dengan gadis racing ini.
     "Heh? Senpai??!!"
.
.
.
.
.
.
Shamish Gakuen, aku hanya akan menjelaskan bahwa ini adalah sekolah dan tempat untuk belajar. Fin. #YDS  Aku tak usah menjelaskan lebih detail mengenai sekolah ini. Hal pertama yang aku lakukan adalah tidur dibawah pohon belakang sekolah sampai bel berbunyi.
.....zzzzz
.
.
.
.
.
~wushhhhh...
Plik!
Baik, aku baru tidur sebentar dan aku merasa ada hawa roh.
     "Aku mau ke kelas saja.."
Saat berjalan menyusuri koridor sekolah, aku merasa ada hawa dingin yang perlahan - lahan mulai mendekat.
.
.
.
.
.
~Bruk!!
 Sepertinya aku sial hari ini.
     "Baik, sekarang apa??!!
     "Aw!!!"
     "Kau?!? Yang tadi pagi kan??"
     "Ah! Igarashi senpai!?"
Gadis ini.. Kenapa wajahnya pucat? Tunggu dulu, aura gadis ini beda dari yang tadi pagi.
     "Kau.. kenapa ada disini??!!!"
     "Eh? Kenapa??"
     "Bodoh! Kenapa kau masih ada disini??"
     "Memang kenapa?? Aku tidak mengerti, tolong jelaskan padaku apa yang terjadi"
Sepertinya gadis ini tidak tahu apa yang terjadi.
     "Hah.. kau yakin ingin tahu?"
     "Aku mohon.. tolonglah.."
     "Baiklah.. dengarkan aku baik-baik. Kau itu sedang meninggalkan tubuhmu. Dengan kata lain... Mati"
Aku yakin saat ini dia pasti syok mendengar apa yang kukatakan. Bahunya itu mulai gemetar, rambut hitam sebahu miliknya tertiup angin, kepalanya menunduk mengartikan ia merenung. Kalau kulihat lihat dia seperti boneka. Benda mati yang dapat bergerak.
     "Aku? Mati? itu tidak mungkin!!"
     "Kalau tidak percaya, coba saja kau cek sendiri" Sudah kuduga kau tidak akan percaya.
     "Kalau begitu, aku akan melihatnya sendiri"
     "Terserah kau saja"
Aku tidak peduli apa yang akan ia lakukan, aku langsung meninggalkan gadis itu.
.
.
.
.
.
Karena tak ada guru hari ini, aku diam di perpus untuk tidur, tempat yang sepi dan dam...
     "Igarashi-senpai!!!"
     "Apalagi sekarang??" Batinku
Mataku tertuju pada pintu keluar perpus, dan aku lihat gadis itu, gadis setengah hantu itu. Sejujurnya aku malas meladeninya, tapi kalau aku diamkan nanti dia makin merepotkan.Lebih baik aku datangi dia.
     "Kau tidak tahu kalau di perpus tidak boleh teriak-teriak??!!" Aku benar-benar lelah dengan hal ini.
     "Tidak apa-apa kan, lagian tidak ada yang mendengarku"
     "Jadi kau sudah terbiasa dengan situasimu?" Apa dia menemukan sesuatu??
     "Senpai, ikutlah denganku sekarang, aku mohon!!"
     "Kalau aku tidak mau?"
     "Ahhh.. ayolah! Ayo! Kumohon!!"
Gadis ini  menarik narik bajuku tanpa ampun, dia pikir baju sekolah murah! Argh.. aku mulai kesal!
     "Cih! Iya iya aku mengerti, berhenti menarik bajuku nanti melar, gadis liar!" Dia cuma nyengir? Baik dia mulai gila.
Dia mengajakku ke atap sekolah dan aku jadi benar-benar malas.
.
.
.
.
.
     "Nah, bicarahlah apa maumu!!"
     "Oh.. senpai yang agung, hambamu ini ingin mengajukan permintaan. Karena hanya anda yang dapat melihat saya, jadi saya ingin mengetahui mengenai kematian saya yang misterius ini"
     "Hah.. sepertinya aku harus menjelaskan kepadamu "
     "Kau ini belum mati sepenuhnya"
     "Eh??!!!"
     "Buktinya kau masih bisa mengendalikan pikiranmu, kalau sudah mati sepenuhnya maka kau ini akan jadi arwah gentayangan"
     "Be.. benar juga sih"
     "Mungkin saat ini kau sedang koma atau mati suri atau tidur panjang" aku harap dia mengerti penjelasanku.
     "Kalau begitu apa yang harus kulakukan??"
     "Kau mau tau??"
     "Tentu saja"
     "Kalau begitu yang harus kau lakukan adalah..."