Chapitre 1
Langit yang cerah, angin sepoi-sepoi, serta gugurnya bunga Sakura menghiasi pagi yang indah itu. Sebuah rumah sakit pun sudah terlihat sibuk sejak pagi. Seorang suster berambut pendek sebahu, terlihat sedang membawa 1 set sarapan ke seorang pasien dengan perlahan lahan. Ia terlihat berhenti di sebuah kamar dengan nomer 202. Ia pun mengetuk pintunya sambil mengucapkan salam.
"Selamat pagi, saya mengantarkan sarapan anda" kata suster itu sambil menggeser pintu kamar.
Di dalam kamar tersebut erlihat 2 orang yang sepertinya sedang berkemas.
"Selamat pagi suster" sapa anak laki-laki yang duduk di kursi roda sambil melipat baju.
"Wah.. suster, kebetulan sekali!! Aku dan Seishirou sudah lapar" sahut anak perempuan yang satunya.
"Maaf nona Kiryuin, ini hanya untuk pasien"
"Yah, padahal aku sudah menunggu saat-saat seperti ini T_T"
"Maaf ya Kuroka, seharusnya aku sudah memberitahukan suster bahwa kau akan datang" kata anak laki- laki yang bernama Seishirou itu.
"Ti Tidak apa apa kok!, aku tidak apa apa" kata Kuroka dengan gagap.
Suster pun meletakkan makanan dan langsung meninggalkan kamar itu.
"Terima kasih ya sampai-sampai kau mau menggantikanku bekerja, sepertinya aku menyusahkanmu"
"Aduh, sudah berapa kali aku bilang sih? Kalau demi Seishirou apapun akan aku lakukan"
"Syukurlah.. aku memiliki Kuroka disampingku" kata Seishiro dengan tersenyum. Kuroka yang melihat Seishirou seperti itu mulai berwajah merah.
Langit yang cerah, angin sepoi-sepoi, serta gugurnya bunga Sakura menghiasi pagi yang indah itu. Sebuah rumah sakit pun sudah terlihat sibuk sejak pagi. Seorang suster berambut pendek sebahu, terlihat sedang membawa 1 set sarapan ke seorang pasien dengan perlahan lahan. Ia terlihat berhenti di sebuah kamar dengan nomer 202. Ia pun mengetuk pintunya sambil mengucapkan salam.
"Selamat pagi, saya mengantarkan sarapan anda" kata suster itu sambil menggeser pintu kamar.
Di dalam kamar tersebut erlihat 2 orang yang sepertinya sedang berkemas.
"Selamat pagi suster" sapa anak laki-laki yang duduk di kursi roda sambil melipat baju.
"Wah.. suster, kebetulan sekali!! Aku dan Seishirou sudah lapar" sahut anak perempuan yang satunya.
"Maaf nona Kiryuin, ini hanya untuk pasien"
"Yah, padahal aku sudah menunggu saat-saat seperti ini T_T"
"Maaf ya Kuroka, seharusnya aku sudah memberitahukan suster bahwa kau akan datang" kata anak laki- laki yang bernama Seishirou itu.
"Ti Tidak apa apa kok!, aku tidak apa apa" kata Kuroka dengan gagap.
Suster pun meletakkan makanan dan langsung meninggalkan kamar itu.
"Terima kasih ya sampai-sampai kau mau menggantikanku bekerja, sepertinya aku menyusahkanmu"
"Aduh, sudah berapa kali aku bilang sih? Kalau demi Seishirou apapun akan aku lakukan"
"Syukurlah.. aku memiliki Kuroka disampingku" kata Seishiro dengan tersenyum. Kuroka yang melihat Seishirou seperti itu mulai berwajah merah.
"Eh ah, sudah jam segini. Lebih baik aku bergegas pergi. Kediaman Cloudien kan?. Aku akan berusaha. Sampai jumpa Seishiro. Aku akan sering menjenguk" kata Kuroka dengan cepat dan wajah merah padam.
"Tunggu Kuroka!" Panggil Seishirou sambil menarik rambut Kuroka.
Seishiro pun memeluk Kuroka dan berbisik..
"Hati-hati dan jaga dirimu.."
Kuroka yang masih dipeluk itu hanya bisa mengangguk cepat dan dengan cepat ia melepas pelukannya. Ia menggeser pintu kamar dan menoleh ke arah Seishiro.
"Seishiro aku.. pasti akan berjuang keras!" Kata Kuroka, kemudian pergi.
Mendengar langkah kaki Kuroka yang menjauh. Seishirou melihat keluar jendela dan berbisik..
"Kalau Kuroka pasti bisa. Aku percaya kalau dia bisa"
Kuroka yang pergi dengan semangat. Ia tidak tahu orang yang akan ditemuinya lebih berbahaya daripada tindakan Seishirou sebelumnya.
"Ini... rumahnya? Tapi.. ini lebih mirip MANSION!!!"
Dengan mata melotot hampir keluar, Kuroka menatap rumah atau mansion itu dengan kagum. Dengan penasaran, Kuroka mulai mendekati pintu yang berukuran besar itu. Dengan interior, pondasi, serta bangunan yang memiliki gaya Eropa pada jaman Ratu Victoria. Mansion ini seperti menyatu dengan hutan disekelilingnya yang malamnya berkabut, serta hewan-hewan yang tinggal disini.
Dengan hati-hati, Kuroka mengetuk pintu, kemudian menekan tombol bel yang sedari tadi sudah berdampingan dengan pintunya. Namun, karena pintu itu tidak dibuka-buka, Kuroka pun masuk dengan pelan-pelan.
"Anu.. ada orang? Saya datang kemari karena diminta!!" Teriak Kuroka.
~Plop! Plop!~ bunyi petasan dari belakang Kuroka.
"Selamat datang! Selamat datang! Selamat datang Kuroka Kiryuin!" Kata pelayan-pelayan bersamaan
"Eh? Eh? Ada apa ini???"
"Ini adalah tanda kehormatan kami untuk Kiryuin-san!" Kata salah satu pelayan.
"Ah..anu.. saya tidak merasa melakukan apapun" kata Kuroka.
"Oh..itu karena Kiryuin-san akan menjadi salah satu dari kami" kata seseorang yang berpakaian seperti Butler itu.
"Benar-benar, Kiryuin-san harus membayar dulu biaya masuk" kata salahsatu maid.
"Bayar? Hah? Saya baru tahu akan hal itu. Lagipula tak ada yang bilang tentangmembayar!" Kata Kuroka tegas
"Oh.. kau tidak bisa bayar, begitu?? Berarti, kau harus membayar dengan tubuhmu itu" kata sang Butler sambil menarik tangan Kuroka.
"Hah?? Badan??!! Apa maksudmu??!!"
Kuroka pun ditarik ke dalam kamar oleh sang Butler.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar